Kehidupan percintaan Erike Damai bisa dibilang cukup berbahaya. Hal ini dikarenakan dirinya kerap mendamba kasih dan perhatian dari pria beristri. Satu hari, karena tidak ingin kehilangan perhatian dari kekasihnya, dirinya bahkan rela mengorbankan segalanya, termasuk berhubungan layaknya suami-istri. Tidak berhenti di situ, dirinya juga sempat mengutarakan keinginannya untuk menjadi istri kedua.
Berjalannya waktu, perihal dirinya yang menjalin hubungan terlarang, sampai ke telinga keluarganya. Mendengar perilaku anaknya, orang tua terutama ibunya marah besar. Dirinya dianggap merusak nama baik keluarga. Dampaknya, Erika sering dimarahi oleh ibunya dan disebut sebagai perusak rumah tangga orang lain.
Meskipun begitu, Erika tidak terlalu menggubris kata-kata kasar yang dilontarkan ibunya. Baginya, perilaku kasar tersebut sudah diterimanya dari kecil. Sehingga dia menanggapi perlakuan tersebut dengan biasa.
Selain penolakan keluarga, dampak lain dari hubungan terlarang ini juga datang dari istri kekasihnya. Namun dengan alasan kenyamanan, Erika tetap memilih untuk menjalin hubungan dengan pria yang sudah menikah. “Meskipun istri dari pacar saya tahu dan meneror saya, saya tetap yakin bahwa suaminya lebih mencintai saya,” ungkap Erika.
Di lain sisi, Erika juga mengaku senang dengan mamanya yang jengkel akibat perbuatannya. “Saya muak dengan mama, dengan perlakuannya. Mama tidak pernah memberi hak kepada anak-anaknya untuk mengambil keputusan sendiri. Semenjak kecil hingga dewasa, orang tua selalu mengintervensi.”
Lambat laun, hubungan ibu dan anak ini semakin memburuk. Ketika ibunya menghina dan menyebutnya wanita tidak benar, Erika jengah dan melawan. Emosi yang memanas akhirnya membuat sang mama memukuli Erika hingga pingsan.
Pada kesempatan itu, hal yang mengerikan kembali terjadi. “Mama menghubungi pacar saya dari ponsel saya. Mengaku sebagai saya, mama menyuruh pacar saya untuk datang ke rumah.”
Singkat cerita, pacar Erika kemudian menjadi target keluarganya. “Waktu dia sampai di depan pintu, paman saya langsung kejar dan memukulinya hingga babak-belur. Mereka tidak memberi dia kesempatan untuk menjelaskan.”
Melihat perlakuan keluarganya, Erike sempat merasa bersalah terhadap kekasihnya. Hingga akhirnya jalinan kasihnya kembali kandas. Orang tuanya juga memutuskan untuk mengutusnya ke Bandung, ke tempat kakaknya. “Ketika saya di suruh ke Bandung, saya merasa dibuang, di anak tirikan, dan sengaja dijauhkan dari keluarga.”
Sesampainya di Bandung, oleh saudaranya Erika diajak ke komunitas yang melayani orang bermasalah. Meskipun begitu, ibunya tetap saja tidak percaya dan kerap memarahinya.
“Sejujurnya saya sudah merasa lelah dengan hidup saya, karena selama saya hidup saya tidak dipercaya oleh orang tua.” Inilah yang membuatnya berpikir untuk mengakhiri hidupnya dengan meminum obat-obatan dalam jumlah besar.
Namun, Tuhan masih memberikannya kesempatan untuk berubah menjadi manusia lebih baik lagi. Kakak dan teman satu komunitasnya berhasil menyelamatkannya dan membimbingnya kepada kebenaran. Erika akhirnya merasakan perhatian tulus, yang sebelumnya tidak pernah didapatnya.
“Mereka peduli, sayang, memberi saya semangat, dan di situ saya merasa diterima apa adanya. Terlebih lagi, dibalik itu semua saya melihat kasih Kristus. Sehingga saya merasa dipulihkan dan percaya, bahwa saya ada di tempat baru ini oleh karena kuasa Tuhan.”
Erike bersyukur karena Tuhan tidak pernah menyerah dengan dirinya. Dia menemukan hal baru, bisa belajar, dan merasakan kasih sesungguhnya. Dan di sini pula dirinya bertemu dengan Jerry Mokalu, yang sekarang menjadi suaminya.
Saat ini dirinya telah dikaruniai 3 orang anak. Dalam perjalanannya menjadi orang tua, Erike akhirnya sadar bahwa mengasuh anak memang bukan perkara mudah. “Hal ini membuat saya maklum dengan sikap dan tindakan orang tua saya dulu.”
Hubungan Erike dan mamanya semakin dipulihkan, saat ini keduanya lebih bisa menjalin komunikasi dengan akrab dan baik. “Yesus yang adalah Tuhan mau mengampuni saya. Teladan inilah yang mengubahkan hidup saya dan bersedia mengampuni orang tua saya, khususnya mama.” Erike belajar bahwa hanya satu pribadi yang bisa memuaskannya, yakni Yesus sebagai kasih yang sempurna.
Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik disini.
Demi kenyamanan Anda selama mengakses Jawaban.com, kami menggunakan cookie untuk memastikan situs web kami berfungsi dengan lancar serta memberikan konten dan fitur yang relevan untuk Anda, dan meningkatkan pengalaman Anda di situs web kami. Data Anda tidak akan pernah diperjualbelikan atau digunakan untuk keperluan pemasaran. Anda dapat memilih untuk Setuju atau Batalkan terhadap penggunaan cookie dalam situs web ini. Learn more